Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengembangkan penyidikan suap
revisi peraturan daerah (Perda) 6/2010 terkait venue menembak pada PON
ke-18 di Riau. Meski penyidikan tersebut belum tuntas, kini lembaga
superbody itu mengembangkan kasus pada dugaan korupsi proses
pengadaannya.
Venue yang penyelidikannya tengah dilakukan KPK,
baru untuk main stadium PON, di komplek Universitas Riau (UR), dengan
nilai anggaran mencapai Rp1,1 triliun.
Namun, venue lain yang diduga bermasalah juga akan diusut KPK jika ditemukan data yang mendukung.
"Tergantung informasi, apakah ada data yang mendukung atau tidak. Saat
ini perkembangan kasus ini sedang dilakukan penyelidikan terhadap
pengadaan main stadium. Sudah dilakukan permintaan keterangan pada
sejumlah pihak, seperti panitia pengadaan," kata Juru Bicara KPK, Johan
Budi di kantornya, Jakarta, Senin (3/9/2012)
Dari 54 venue yang disiapkan untuk pertandingan seluruh cabor PON, ada 7 yang sempat terkendala pembangunannya.
Setelah dicarikan solusi, masih ada dua venue yang hingga kini belum
selesai dibagun. Di antaranya, venue menembak di Pekanbaru dan futsal di
Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau.
Venue menembak mulanya
dianggarkan Rp42 miliar. Kemudian diusulkan revisi Perdanya untuk
penambahan anggaran menjadi Rp62 miliar.
Saat revisi Perda
akan disahkan DPRD, KPK melakukan tangkap tangan terhadap anggota DPRD
Riau, M Faisal Aswan, pegawai Dispora Eka Dharma Putra dan Manajer
Keuangan PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero, Rahmat Syahputra.
Kemudian untuk venue futsal di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir
(Inhil), dibangun dengan anggaran Rp79 miliar menggunakan dana sharing
APBD Riau dan APBD Inhil. Awalnya sempat terkendala karena DPRD Inhil
mempersoalkan besarnya anggaran yang diusulkan, terutama sharing yang
harus ditanggung Pemda Inhil.
Kendala itu juga menjadi penyebab
terjadinya keterlambatan pembangunannya. Bahkan target terakhir dua
venue itu baru selesai tanggal 5 September 2012 nanti.
Saat ditanyakan apakah dua venue ini sudah diselidiki KPK, Johan mengatakan belum dilakukan.
"Pengembangan Perda 6 tahun 2010 ini ke penyilidikan pengadaan main stadium. Venue menembak dan futsal belum," tegas Johan.
JAKARTA-- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi
Alfian Mallarangeng menyatakan penyelenggaraan PON XVIII yang
berlangsung 9-21 September 2012 akan berjalan dengan baik dan lancar
sesuai yang diharapkan.
Menpora menepis tudingan yang menyebutkan bahwa PON di Riau akan
terselenggara secara darurat, mengingat belum rampungnya sejumlah venues
PON. "PON di Riau insya Allah berjalan dengan baik. Kalau ada yang
menyampaikan darurat, itu tidak benar," ujar Menpora.
Pernyataan optimise itu disampaikan Andi, karena ia mengaku telah turun
secara langsung ke lapangan untuk melihat bagaiamana persiapan Riau
menyambutivnet empat tahunan itu, mulai dari kesiapan venues maupun
fasiltas dan pendukung lainnya.
"Saya sudah melihat langsung ke lapangan seluruh venues PON telah
memenuhi standar dan siap digunakan untuk menyelenggaraan pertandingan,"
terang Politisi dari Partai Demokrat itu.
Memang sebut Andi, ada sejumlah venues PON yang selesai secara
fungsional. Seperti venues Menembak di kawasan Rumbai di Pekanbaru dan
lapangan Futsal di kawasan olahraga di Tembilahan kabupaten Indragiri
Hilir. Kedua venue, seperti landscape-nya belum selesai, parkiran belum
bagus ." Tapi siap dan sudah memenuhi syarat untuk menggelar
pertandingan," imbuh Andi sembari menyatakan bahwa saat ini panitian
terus mematangkan persiapan ‘dengan mengadakan untuk acara pembukaan
yang akan dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudoyonio pekan depan.
Sementara itu, Ketua PB PON yang juga Gubernur Riau pada kesempatan itu
juga menegaskan bahwa ahwa kondisi venues PON yang sebenarnya telah
selesai dan siap menggelar Cabor yang dipertandingkan.
"Jadi apa yang digambarkan seakan-akan semuanya minimalis, saya juga
membaca ada darurat PON. Kami merasa tidak demikian, "terang Rusli di
hadapan anggota Komisi yang membidangi olahraga, pendidikan dan
kebudayaan itu.
Rusli juga mengatakan, sebanyak 54 venue dari 39 Cabor olahraga yang
dipertandingan pada PON nanti mayoritas selesai secara utuh. Hanya saja
ada beberapa venues saja yang selesai secara fungsional, tapi siap
digunakan dan dimainkan pada waktunya.
"Venues menembak fungsional, tapi siap dimainkan. Begitu juga Stadion
Narasinga, Rengat dan lapangan Futsal di Tembilahan yang selesai secara
fungsional," jelasnya.
Untuk meyakinkan anggoat Komisi X, Gubri pada presentasi kesiapan venue
PON tidak hanya menyampaikan apa yang bahan berupa tertulis tapi
dilengkapi dengan fotonya. Terutama venue yang sudah berdiri megah,
namun selama ini disayangkannya jarang diekspose oleh media. Karena
menurutnya yang sering muncul hanya yang belum selesai.
"Ini untuk senam, bagian dalamnya. Ini adalah gedung bela diri, nanti
wushu di sini. Tapi tak pernah juga masuk TV (televisi) yang begini.
Yang dilihat hanya yang belum selesai," paparnya.
Menurut Rusli sepekan terakhir pembangunan venue yang belum siap terus
digesa sampai bisa fungsional. Sedangkan venue lain yang sudah siap,
sejak sebulan lalu telah digunakan untuk uji coba. "Ini stadion,
baru-baru ini digunakan pemain naisonal Brazil. Saat PON akan digunakan
untuk babak penyisihan," ulas Rusli menunjukkan foto stadion Rumbai.
Rusli juga menunjukkan foto venue hanggar di Universitas Lancang Kuning.
Venue Untuk olahraga bela diri, sampai venue menembak dan futsal yang
paling terkendala pembangunannya. "Nah ini yang venue menembak. Ini yang
jarak 20 meter, 25 meter. Di luar ini sedang kita pasang landscapenya.
Sebagian venue ini nanti akan digunakan untuk iven Islamic Solidarity
Games," kata Rusli menjelaskan gambar yang muncul pada layar presentasi
ruang Komisi X.
Pada kesempatan itu mantan Bupati Indragiri Hilir Riau duia periode
tersebut juga menunjukkan sejumlah infrastruktur penunjang PON, seperti
fly over di pertigaan Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Soedirman -
Harapan Raya, yang sudah digunakan untuk mengurangi kemacetan Kota
Pekanbaru, terutama selama pelaksanaan PON.
"Ini lah gambaran kondisi yang dapat kita lihat," ungkap Gubri di depan.
Dia menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Riau bersama PB PON akan
berupaya semaksimal mungkin agar sukses penyelenggaraan PON dapat
terwujud
Menanggapi presentasi yang dikemukanan Menpora dan Gubri dan juga KONI
pusat, Ketua Komisi X DPR RI Agus Hermanto menyatakan saat ini pihaknya
tidak mengawatirkan lagi terhadap persiapan dan kesiapan PON yang
dibacanya di sejumlah media mengalami berbagai kendala hingga PON akan
terselenggara secara darurat atau minimalis.
"Setelah mendapat penjelasan dari Gubernur Riau yang diperkuat Menpora
dan juga KONI tentang persiapan dan kesiapan Riau menggelar PON, maka
kami sudah tidak kawatir lagi jika disebutkan PON tidak berjalan baik
dan lancar," pungkas politisi dari Fraksi Partai Demokrat itu.
Metrotvnews.com, Pekanbaru: Wakil Presiden Boediono
memantau langsung kondisi dan persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON)
XVIII di Pekanbaru, Riau, Ahad (9/9). Ia berharap Pemerintan Provinsi
Riau bisa memanfaatkan acara yang digelar empat tahun sekali ini dengan
baik.
Boediono juga menyempatkan diri mengunjungi beberapa tempat arena
pertandingan, salah satunya arena menembak. Di sana ditemui atket sedang
berlatih. Kepada para atlet, Wapres meminta untuk tetap fokus
memberikan yang terbaik dan tidak merisaukan kendala-kendala.
Sementara itu, kebocaran di arena bola billiar, hari ini, sudah bisa
ditanggulangi. Namun, lahan parkir arena masih digenangi air. Meski
demikian, pertandingan bola billiar akan tepat dilaksanakan pada siang
ini.(wtr5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar