Metrotvnews.com, Depok: Lokasi ledakan di
Beji, Depok, Jawa Barat, diduga sebagai salah satu gudang penyimpanan
bahan peledak dan senjata api kelompok teroris. Dugaan itu didasarkan
banyaknya bahan peledak yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Kami duga tempat ini ini sebagai lokasi penyimpanan bahan-bahan pembuat bom dan alat-alat peledak senjata api," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di lokasi kejadian, Ahad (9/9).
Di lokasi itu, tim gabungan menyita barang bukti, di antaranya tiga granat, lima baterai 9 volt, enam switching dalam rangkaian, manual kit, laras, magazen, black powder, potasium 7 kilogram, satu detonator elektrik, kabel serabut dan tunggal, serta paralon ukuran 11/4 inci sebanyak 6 buah yang sudah terisi.
Selain itu, polisi juga menemukan dua senjata api laras pinggang dan satu pistol Baretta. Menurut Boy, seluruh barang tersebut baru masuk ke rumah bertulis Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara itu pada Jumat (7/9) malam, atau sehari sebelum kejadian.
"Itu sudah dalam pemantauan kita. Cuman barang ini baru masuk kurang dari 24 jam," ucap Boy.
Boy memastikan kegiatan di lokasi tersebut adalah aktivitas teror. Namun, belum disimpulkan keterkaitan kelompok itu dengan kelompok teror lain. Belum ada tersangka dalam kejadian itu. Sejauh ini, polisi sudah memeriksa 11 saksi, termasuk tiga korban luka akibat ledakan.
"Yang jelas ini bagian dari rencana aksi teror. Jelas-jelas ini merupakan bagian rencana aksi teror. Apakah orang-orang ini terkait dengan rencana lainnya? Kami butuh waktu untuk menyelidiki. Dari data analisis intelijen lainnya, akan kami kaitkan," kata Boy.(IKA)
"Kami duga tempat ini ini sebagai lokasi penyimpanan bahan-bahan pembuat bom dan alat-alat peledak senjata api," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di lokasi kejadian, Ahad (9/9).
Di lokasi itu, tim gabungan menyita barang bukti, di antaranya tiga granat, lima baterai 9 volt, enam switching dalam rangkaian, manual kit, laras, magazen, black powder, potasium 7 kilogram, satu detonator elektrik, kabel serabut dan tunggal, serta paralon ukuran 11/4 inci sebanyak 6 buah yang sudah terisi.
Selain itu, polisi juga menemukan dua senjata api laras pinggang dan satu pistol Baretta. Menurut Boy, seluruh barang tersebut baru masuk ke rumah bertulis Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara itu pada Jumat (7/9) malam, atau sehari sebelum kejadian.
"Itu sudah dalam pemantauan kita. Cuman barang ini baru masuk kurang dari 24 jam," ucap Boy.
Boy memastikan kegiatan di lokasi tersebut adalah aktivitas teror. Namun, belum disimpulkan keterkaitan kelompok itu dengan kelompok teror lain. Belum ada tersangka dalam kejadian itu. Sejauh ini, polisi sudah memeriksa 11 saksi, termasuk tiga korban luka akibat ledakan.
"Yang jelas ini bagian dari rencana aksi teror. Jelas-jelas ini merupakan bagian rencana aksi teror. Apakah orang-orang ini terkait dengan rencana lainnya? Kami butuh waktu untuk menyelidiki. Dari data analisis intelijen lainnya, akan kami kaitkan," kata Boy.(IKA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar