Sabtu, 23 Agustus 2014

PUISI ANEKDOT!

Di masa pemilu dahulu
Kami lihat gerak bola matamu seperti radar angkatan
perang
Yang dapat melacak suara jangkrik di waktu siang
Sehingga, kami sempat percaya bahwa Tuan-tuan tahu apa
yang kami mau
Kami pun sempat percaya bahwa Tuan-tuan akan menjadi
pelindung kami
dari orang-orang yang hanya ingin memperkaya diri
sendiri
yang hanya ingin menjadikan kuasa dan harta sebagai
senjata

Lewat retorikamu di saat kampanye dulu
Kami percaya Tuan-tuan akan akan bersiaga untuk kami
sepanjang waktu
Menunggu keluh kesah rakyatmu
Menampung dan merundingkan aneka kehendak kami
diantara sesama para politisi

Tetapi setelah masa kampanye jauh berlalu
Kursi berputar menyambut sibukmu
Rumah rakyat yang sejuk mememelukmu
Birokrasi menjadi penyaring tamu-tamumu
Kita pun berjarak seperti tak pernah saling tahu

Jauh di luar ruang kerjamu
ada pagar kekar berteralis baja
Di sana kami berdiri berharap akan sapaanmu
dan bersiap dengan pertanyaan:
Mengapa diammu bukan lagi perenungan?
Mengapa tidurmu bukan lagi jeda pengabdian?
Mengapa retorikamu menjadi tanpa logika?

Di kejauhan pun kami mendengar
Suara tinggi mu menggelegar
menggertak usulan rakyatmu sendiri
yang tengah berharap tegaknya demokrasi sejati
lewat Pemilu dan Pilkada yang bisa menghasilkan
pemimpin sejati
(Kami pun bertanya, “Mengapa tuan-tuan tidak berkenan
ketika ada orang ingin menjadi pemimpin sejati negeri ini?”)
Dengan sigap tuan-tuan berujar,
“Calon perorangan merusak sistem!”
“Calon perorangan harus didukung 15% suara sah!”
Dan seterusnya.. dan seterusnya…

Kami menjadi teringat ketika berjalan menuju ruangan kantormu
Di sana kami melintasi para penjaga berseragam bak
bala tentara Kaisar Romawi
Yang sigap menyuruh kami memarkir kendaraan jauh dari halaman parkirmu
Sehingga kami harus berlari menghindari sengatan terik matahari

Masih bisakah kami percayai janjimu
Ketika acungan telunjukmu bukan lagi tanda janji
Tetapi pengawal ucapanmu
bahwa wakil rakyat adalah pemilik kekuasaan legislasi

Kami pun mulai sadar
bahwa wakil rakyat di zaman kini
sudah membedakan antara penyalur aspirasi dan
kekuasaan legislasi
sudah membedakan antara kompetisi dan demokrasi

Di media massa kami membaca
Retorika-retorika barumu yang merobek makna
dan jawaban-jawabanmu yang makin jauh dari logika
mencampuradukkan energi sekumpulan partai dengan
energi seorang manusia
yang tidak ada contohnya di mancanegara

Kini kami merasa seperti orang-orang yang ditinggal pergi
Oleh Tuan-tuan yang dulu mengaku ingin menjadi wakil-wakil kami
dan dulu pernah memberi janji
bahwa engkau akan menampung suara hati kami
Tetapi ternyata waktu itu kami hanya bermimpi

Retorika dan olah mimikmu tentu saja membuat banyak orang terpesona
melumpuhkan niat orang-orang muda yang akan berdemonstrasi
Bahkan membuat para lansia mengangguk-angkuk sambil tertawa
Yang memberi pertanda bahwa akal sehat tidak lagi berdaya

Karena logika menjadi tidak berguna
Sementara politik dilanda krisis etika
dan kebijakan-kebijakan tercerabut dari kedaulatan rakyat
maka hari ini kami menyapamu dengan puisi

LUDAH YANG KERING Lihatlah!
masih adakah hati yang berisi?
ketika logika sudah berbau terasi
ketika nurani kian ter-erosi..
di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi

Lihatlah!
Dendang-an birokrat dan wakil berdasi..
penuh kegiatan sinetron mengejar kursi
Ketika tikus sibuk pesta korupsi
kucing justru giat pamer gusi...
terbuai diempuknya jok mercy

Lihatlah!
Gempita riuhnya demokrasi
menumbuhkan nurani yang semakin membesi
saat Rakyat butuh nasi..
namun justru di kremasi

Ah, sudahlah!
ini bukan Demonstrasi. .
ini juga bukan mosi...
ini hanyalah puisi...
dari yang hidup namun sesungguhnya mati! Lihatlah!
masih adakah hati yang berisi?
ketika logika sudah berbau terasi
ketika nurani kian ter-erosi..
di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi

Dulu kuberfikir kau hanyalah
orang biasa
yang hanya bisa marah-marah
dan hanya bisa banyak bicara
 tapi aku sadar
bahwa kau bukanlah orang biasa 
tetapi kau adalah seorang pahlawan tanpa jasa
yang mengajariku apa arti hidup ini
yang memberitahuku untuk apa aku hidup di dunia ini kau tidak pernah berhenti berfikir
berfikir bagai mana cara
untuk bisa membuat ku pandai
untuk bisa membuat ku mengerti
dan untuk bisa membuatku sukses kau tidak pernah berhenti berusaha
walaupun di hina
walaupun di cela
kau tetap teguh dan sabar mengajariku jasa mu megitu besar terhadad negeri ini
jasa mu begitu banyak untuk negara ini namun
apalah daya ku
aku tak dapat membalas semua jasamu
tetapi
aku hanyaa bisa berterima kasih padamu
jasa mu akan selalu ku kenang
kau lah segalanya bagiku 

(brainly.co.id)

1 komentar:

  1. What is the Casino Site? | Lucky Club
    Casino site with more than 250 games and more than 800 slot machines, table games and video luckyclub.live poker machines. Play and win! In addition to the casino's

    BalasHapus