Sekilas tentang Kobujutsu
Secara harfiah Kobujutsu berarti Ilmu Beladiri Tua/Kuno/Tradisional (Old Martial Art). Istilah Kobujutsu digunakan masyarakat beladiri Okinawa mengacu pada penggunaan Senjata Klasik Tradisional pada Seni Beladiri Okinawa. Selanjutnya istilah Kobujutsu lebih sering digunakan untuk Ilmu Beladiri Menggunakan Senjata.
Cerita yang umum/populer menyatakan bahwa Kobujutsu muncul dari penggunaan alat-alat pertanian/nelayan yang berevolusi menjadi senjata karena saat itu para petani/nelayan tidak diperkenankan membawa senjata. Karena itu para petani berusaha menciptakan dan mengembangkan teknik beladiri menggunakan alat pertanian tradisional mereka sebagai senjata.
Senjata-senjata itu antara lain bo, yaitu tongkat yang digunakan sebagai alat bantu saat berjalan, atau untuk menggantungkan dua beban/barang bawaan dan dipanggul di pundak (bhs Jawa: pikulan). Eku adalah dayung nelayan. Dannunchaku (double stick) digunakan sebagai alat pemukul untuk merontokkan padi.
Namun, para ahli seni bela diri modern telah menemukan latar belakang historisuntuk cerita ini, dan bukti yang ditemukan oleh berbagai ahli sejarah bela dirimenunjukkan bahwa kasta Ksatria Pechin (Pechin Warrior) di Okinawa-lah yang mempraktekkan dan mempelajari seni bela diri Kobujutsu ini, bukan Heimin(orang biasa).
Jika dibagi sesuai jenisnya maka senjata-senjata dalam beladiri Kobujutsu ada dua kelompok yaitu :
1. Kelompok senjata tajam : Ken, Sai, Kama, Timbre Rochin, Kakato dll
2. Kelompok senjata tumpul : Bo, Eku, Tonfa, Nunchaku dll
3. Kelompok senjata Aplikatif : Yaware (Ballpoint), Gi (Jaket), Obi (Sabuk) dll.
Saat ini Ilmu Kobujutsu dengan berbagai senjatanya tersebut dipelajari dan dikembangkan hampir di seluruh dunia sebagai olah raga dan juga seni.
Kobujutsu di Indonesia
Setiap bangsa di dunia ini memiliki budaya beladiri yang juga mengembangkan alat perlengkapan sehari-hari menjadi senjata sebagai alat perlengkapan beladiri, tidak terkecuali Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan, menjadikannya memiliki banyak suku, tentu tiap suku juga memiliki seni, budaya,beladiri sekaligus senjata khas.
Karena kultur Indonesia tidak terlalu jauh berbeda dengan kultur Jepang maka peralatan dan senjata yang ada dalam Kobujutsu kebanyakan juga ada di Indonesia. Hanya saja perbedaannya di Indonesia pada umumnya peralatan kerja sehari-hari yang berupa senjata tajam saja yang selanjutnya berkembang menjadi senjata, sedangkan yang berupa peralatan tumpul kurang dikembangkan menjadi senjata.
Sebagai contoh :
Sabit atau clurit di Madura sudah dikembangkan menjadi senjata yang asalnya merupakan alat untuk memotong padi atau rumput.
Mandau sebenarnya adalah peralatan sehari-hari yang digunakan di ladang atau sebagai perlengkapan berburu di hutan bagi masyarakat Dayak di pulauKalimantan.
Sedangkan peralatan kerja yang berupa peralatan tumpul tidak dikembangkan menjadi senjata seperti di Okinawa misalnya:
Bo atau tongkat panjang yang berasal dari alat untuk membawa dua beban di pundak atau di Indonesia (Jawa) disebut pikulan.
Eku jelas berasal dari dayung sampan.
Akademi Kobujutsu Indonesia (AKI)
Kami mencoba membuat terobosan baru dengan mendirikan Akademi Ilmu Kobujutsu Indonesia (AKI) untuk mengembangkan Ilmu, Seni dan Olah Raga Beladiri Kobujutsu Indonesia. Dalam pengembangan ini kami juga melengkapi latihan senjata (bukijutsu) dengan teknik tangan kosong (taijutsu) yang antara lain meliputi teknik kuda-kuda (tachi waza), langkah (tai sabaki), teknik tangkisan (uke waza), pukulan (uchi waza), tendangan (geri waza), teknik jatuhan (ukemi waza),lemparan (nage waza), kuncian (katame waza), kata, kumite, teknik menghadapi senjata, beladiri wanita dll.
Adapun senjata yang dikembangkan dalam Kobujutsu Indonesia antara lainTraditional Kobujutsu (menggunakan senjata tradisional) seperti Tongkat (Bo, Jo, Hanbo), Police Baton (Tonfa), Dayung (Eku), Ken/Bokken,Trisula (Sai), Pacul(Kakato), Sabit (Kama), Yaware dll serta Modern Kobujutsu (memanfaatkan peralatan sehari-hari) seperti Ballpoint, Payung, Sabuk, Jaket, Helm, Tas dll